Thursday 19 November 2015

hakikat dan sumber media dan pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai.
B.  Rumusan Masalah
1.    Pengertian hakikat dan sumber media pembelajaran
2.    fungsi dan manfaat media pembelajaran
3.    jenis-jenis media pembelajaran
4.    kriteria dalam memilih media pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengertian  Hakikat Dan Sumber Media Pembelajaran
1.    Hakikat
Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-­benar ada. Kata ini berasal dari kata po­kok hak (al-Haq), yang berarti milik (ke­punyaan) atau benar (kebenaran). kata Haq, secara khusus oleh orang-orang sufi sering digunakan sebagai istilah untuk Allah, sebagai pokok (sumber) dari segala kebenaran, sedangkan yang berlawanan dengan itu semuanya disebut batil (yang tidak benar).
2.    Hakikat Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar.
         Secara garis besar, ada 4 pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran dalam bentuk alat raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan siswa, ketiga, pola (guru)+(media) dengan siswa. Keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.
          Berdasarkan pola-pola pembelajaran diatas, maka pembelajaran bukan hanya sekedar mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih dari pada itu seorang guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi.
           Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik yang dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar.

3. Pengertian media pembelajaran
Kata media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”. Media atau medium berasal dari kata latin “Medius” yang berarti “Tengah”. Degan demikian dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam bahasa Arab media berarti perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach menyebutkan bahwa media jika dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad (2002).
Terkadang istilah media pendidikan sering diartikan bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media pengajaran meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, grafi, televisi, film, slide foto, gambar, dan komputer (Arsyad, 2002).
Dari beberapa definisi dan batasan tentang media pedidikan dan pengajaran tersebut diatas dapat diketahui bahwa salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah penggunaan media pengajaran baik visual maupun oudio visual.
B.  Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Hamalik (1990) mengemukakan bahwa media pengajaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi untuk membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pentingnya media pengajaran juga dikemukakan oleh Sudjana (2002), bahwa dengan penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media pengajaran pada saat terjadinya proses belajar mengajar dalam kelas diharapkan dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempertinggi motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain hal tersebut dengan penggunaan media pengajaran maka siswa dapat melihat secara langsung, tidak hanya dengan kata-kata sehingga diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam kelas.
·      Levie dan Lentz mengemukkan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual adalah fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan,
·      fungsi afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa,
·      fungsi kognitif yang memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
·      kompensatoris yaitu memberikan konteks untuk memahami teks dan memabantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi (Arsyad, 2002).
Dari keempat fungsi tersebut, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya penggunaan media pengajaran dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar yang diperoleh oleh siswa karena ketiga komponen kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses belajar mengajar dapat dipacucu. Hal tersebut daat mempertinggi hasil dan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat mendukung dan mendorong siswa yang memeiliki kemampuan yang terbatas dalam menerima informasi dan pesan dalam proses belajar mengajar yang berlansung. Efektifitas penggunaan media terhadap proses belajar bengajar tersebut terjadi karena dalam proses pengugunaannya siswa dilibatkan tidak hanya dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat memperhatikan merapa dan menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar tersebut.
C.  Jenis-Jenis Media Pengajaran
Terdapat beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Jenis media pegajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah:
·      media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya.
·      media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja.
·      media proyeksi seperti slide, film strips, film .
·      penggunaan lingkungan sebagai media (Sudjana, 2002).
Media tersebut baik media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi dan lingkungan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
D.  Kriteria Dalam Memilih Media Pengajaran
Fungsi media pengajaran sebagai alat bantu untuk dapat meningkatkan dan mempertinggi hasil belajar siswa harus didukung oleh ketepatan seorang guru dalam memeilih media yang akan dipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru sebelum memilih media pengajaran tertentu harus menegetahui betul materi yang akan diajarkan, metode yang dipilih, kemudian menentukan jenis alat bantu atau media pengajaran yang akan digunakan. Secara khusus beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran adalah:
·      guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran,menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa.
·      Guru terampil menggunakan dan membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media dua dimensi atau gambar atau foto serta penggunaan media proyeksi.
·      keefektifan dalam menilai penggunaan media dalam proses pengajaran.
Nana Sudjana menjelaskan beberapa kriteria dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran yaitu;
·      Ketepatannya dengan tujuan pengajaran,
·      dukungannya terhadap isi bahan pelajaran,
·      kemudahan memperoleh media,
·      keterampilan guru menggunakannya,
·      tersedia waktu untuk menggunakannya,
·      sesuai dengan taraf pikir siswa(Sudjana, 2002).
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa pemilihan media pengajaran harus memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketepatan dengan tujuan pengajaran. Hal tersebut berarti bahwa media pengajaran yang dipilih harus didasarkan atas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Selain itu juga media pengajaran yang telah dipilih harus disesuaikan engan si bhan atau materi pengajaran yang akan disampaikan. Dengan demikian bahan pengajaran yang disampaikan harus diklasifikasikan dan disesuaikan dengan media yang dipilih bedasarkan sifat bahan pelajaran apakah fakta, konsep atau generalisasi yang memerlukan bantuan media untuk dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain beberapa hal tersebut, juga yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memilih media pengajaran adalah kemampuan guru itu sendiri menggunakan media pengajaran yang dipilihnya. Apapun jenis media yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan guru untuk menggunakan media tersebut. Dan selain itu juga harus disesuaiakn dengan kemampuan berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
jadi dalam mempelajari Hakikat Media Pembelajaran, Selain kriteria tersebut di atas Arsyad (2002) mengemukakan bahwa kriteria memilih media pengajaran juga harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu: media tersebut praktis, luwes dan bertahan serta memiliki mutu tekhnis. Media yang digunakan dlam proses belajar mengajajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik meskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendir, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pengajaran tidak perlu dipaksakan, karena media pengajaran yang mahal dan memebutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu menajdi jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik. Media yang diilih seharusya dapat bersifat fleksibel dan dapat digunakan dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita.(US)


  
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku.Pembelajaran sebagai suatu system, maka di dalam prosesnya melibatkan berbagai komponen.



DAFTAR PUSTAKA

Dr. Aan Hasanah, M.Ed, 2012. Pengembangan Profesi Keguruan, : Bandung, Pustaka Setia.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung: PT. Refika Aditama.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 
Wina Sanjaya, 2008. Strategi Pembelajaran; Berorentasi setandar Proses
Ainurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Rifa’i, Achmad, 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

No comments:

Post a Comment